Menulis sales letter (surat
penawaran penjualan/copywriting) merupakan pekerjaan yang sulit bagi kebanyakan
orang.
Setiap orang yang berniat menulis lamaran, artikel, teks
iklan dan bahkan surat cinta, ingin tulisannya tersebut menarik dan enak
dibaca.
Banyak orang menganggap, keahlian seorang copywriting
didapat dari bakat seseorang.
Tidak salah, namun apa salahnya kalau keahlian copywriting
dapat dipelajari.
Keinginan setiap orang agar hasil dari copywriting yang
dibuatnya menarik dan enak dibaca, tentu bukan keinginan khayal yang tidak
dapat dipenuhi. Dengan sedikit tips dan trik, setiap orang mampu mendapat hasil
copywriting seperti yang diharapkan.
Di bawah ini 6 kalimat yang harus dihindari dalam
copywriting, agar memikat hati pembacanya.
1. Hindari kalimat cari aman
Kalimat seperti, “Di tahun 2012, hampir semua lulusan SMA
mengerti bimbingan belajar matematika online via internet”, sering ditemukan dalam hasil
copywriting.
Kata “hampir semua” dalam kalimat tersebut terkesan cari
aman. Kata tersebut menggambarkan penulis sendiri meragukan validitas data yang
dimilikinya. Bandingkan apabila kalimat tersebut dirubah menjadi, “Di tahun
2012, lulusan SMA mengerti internet.”
2. Hindari kalimat pasif
Kalimat pasif dalam copywriting, seperti “Garansi seumur
hidup akan diberikan oleh kami” sesungguhnya membuang-buang kata tanpa tambahan
informasi yang berarti.
Bukankah lebih baik untuk menulis, “Kami berikan garansi
seumur hidup.”
Kalimatnya lebih tajam dan efektif.
3. Hindari kalimat bertele-tele
Banyak hasil copywriting yang tidak enak dibaca karena
kalimatnya bertele-tele, tidak to-the-point.
Padahal copywriting diharapkan menarik hati pembacanya. Jadi
untuk apa membuat copywriting berjumlah halaman tebal, namun tidak enak dibaca.
Copywriting yang baik lebih mementingkan isi dan hasil,
dibanding kulit dan kuantitas.
Copywriting yang baik difokuskan pada bagaimana caranya agar
pembaca segera memberikan reaksi. Jadi apabila kalimatnya bertele-tele, kapan
pembaca akan bereaksi?
4. Hindari panjang kalimat yang berlebihan
Kalimat pendek dalam copywriting lebih enak dibaca. Selain
itu lebih mudah dicerna.
Kalimat copywriting yang mencantumkan keterangan di
tengahnya, selalu panjang.
Perhatikan contoh berikut, “Thomas Alfa Edison–yang mana
merupakan penemu lampu bohlam–meninggal dunia tahun 1884.
Argumen atau keterangan tidak perlu disisipkan di tengah
kalimat.
Lebih baik menggunakan kalimat, “Thomas Alfa Edison adalah
penemu lampu bohlam.”
Kalimat berikutnya, “Beliau meninggal dunia tahun 1884.”
Lebih enak dibaca dan mudah dicerna.
5. Hindari kalimat terlalu formal
Copywriting yang paling enak dibaca adalah yang membuat
pembacanya akrab.
Kalimat formal yang kaku harus dihindari dalam copywriting.
Pergunakan kalimat informal, yang mengajak pembacanya lebih dekat dan akrab.
Bubuhkan canda apabila diperlukan. Pergunakan kalimat seperti anda sedang
berbicara dengan pembaca.
Penggunaan kalimat informal sering dianggap tidak
professional. Namun harus diingat, dalam apa kalimat tersebut dipergunakan.
Apakah hasil copywriting digunakan untuk surat penawaran
merger perusahaan, atau surat perjanjian notaris?
Apabila bukan, apa salahnya kalau kita gunakan kalimat
informal. Toh hasil copywriting ditujukan untuk mendekatkan diri dengan
pembacanya.
6. Hindari kalimat petikan
Copywriting yang baik adalah yang menggunakan kalimat
sendiri. Aspek unik dan orisinil akan memberikan nilai lebih bagi hasil copywriting.
Kalimat, apalagi yang telah menjadi trademark orang lain,
tidak dibutuhkan dalam copywriting. Selama hasil copywriting valid dan enak
dibaca, apa gunanya mencantumkan petikan.
Bobot copywriting bukan pada banyaknya petikan, namun pada
banyaknya poin yang dapat dicerna pembacanya.
Sebagai contoh, kita mengerjakan copywriting berupa e-mail
iklan yang berisi testimoni konsumen mengenai suatu produk. Misalnya testimony yang
ada di Bimbel Mathematic yang dipimpin oleh Kak Daniel. Apakah kita harus menyertakan puluhan
testimoni dalam e-mail tersebut?
Yang menjadi tujuan e-mail iklan tersebut adalah mengundang
reaksi pembacanya. Puluhan petikan testimoni hanya akan membuat tertegun
pembacanya. Responnya? Diragukan!
Sekali lagi, bobot hasil copywriting bukan pada jumlah
petikan yang dimilikinya. Akan lebih berbobot apabila kita lebih memperhatikan
bagaimana cara menulis petikan agar menjadi menarik.
Silahkan di coba ya tips diatas, sukses untuk Anda :D
No comments:
Post a Comment